Sepulang dari rumah Uti, kita ke Carefour Goci. Maksud hati membeli hem panjang dan celana kain untuk bapak ngantor. Ada bazar di bawah, eh tuh barangnya ajaib banget. Dah harganya muahal, kualitas kainnya kentara bangeet kalau dah lama disimpan di gudang. Alhasil, ke carefour, kita dapatnya handuk,dan keset handuk. kalau disini kan murmer.

Eh, sebelum belok ke tempat makan, ada outlet kecil menawarkan produk hotsale. Dapat deh sebiji hem panjang kotak-kotak.

Karena masih menganut prinsip hemat dan kebijakan uang ketat, hehehe...mama ngeliriknya menu yang ada tulisan goceng-goceng aja deh. 5000-an. Eh si burger lama banget dibikinnya, kita sempatkan foto-foto dulu deh. Eh mama sih yang nekad memfoto mereka.



------------mampir sejenak di fast food yang ada little playgroundnya---------------
rada bikin bete sih, karena burger gocengnya lama banget gak dianter-anter. dan ketika ditagih untuk kedua kalinya, si embak kasir nyeletuk <"ini nih ibunya dah ga sabar!"
ya iyalah. secara ini fast food gitu lho. kalau lama ya namanya beli nasgor aja kalee....



Habis makan, terdengar adzan maghrib. Dan tanpa sadar, hujan semakin deras. Padahal kita bawa motor Mio mungil mama, plus sebiji mantel hujan. Nah lho. serba salah. Aldo usul pulang ke Uti lagi. Bapak ga setuju. Jadi nekad aja pulang. Toh hanya tinggal gerimis.

Ternyata. baru kita keluar sedikit melewati mcD, hujan deras sekali. Dan sudah terlanjur deh, kita lanjut aja. Anak-anak semua duduk di tengah. Bapak dengan punggung tegak di depan, tanpa mantel tanpa jaket.

Kita putar balik beberapa kali karena banjir sedengkul. Takut Mio mogok kan...
Nah tuh, petir menyambar-nyambar, dan langit gelap banget. Angin kencang, jadinya dingiiin sekali deh. Ngeri sebenarnya. Tapi mama terpaksa menyanyi dan bercerita tentang kodok yang gembira dalam hujan, agar Aji tidak ketakutan.

Alhamdulillah, pas adzan Isya' kami tiba di rumah. Langsung aja mama sigap memanggil kembali abang tukang bakso yang udah terlanjur lewat rumah. Pasti kan pada lapar, habis hujan-hujan. Setelah mandi dan bebersih, kita makan bakso hangat dan teh panas bikinan bapak.

Sayangnya, PDAM mati saat itu, dan berlangsung sampai sekarang. Oh..PDAM....kejamnya dirimu pada kami.....