Kemarin, Aldo bangun pas Shubuh. Langsung mandi, pakai seragam dan sholat shubuh. Lalu main game online di laptop/ Bukan game online banget sih sebenarnya, cuman game lucu-lucu di www.game.co.id. Sisa hari selanjutnya berjalan lancar. Biasa saja. pulang sekolah, Aldo main game bola di PC. Lalu ketiduran di sore hari, karena sudah bangun dari Shubuh.
Sore hari, habis Maghrib, berulang kali Aldo mengeluh dan merajuk. Serta merayu agar boleh main laptop lagi setelah belajar. Aku menolak, sebagai mama, dalam hati begitu jengkel. Bukannya sudah diberi ijin main game dua kali hari ini. Dengan waktu yang lama juga? masing-masing 1 jam dan 3 jam? Masih belum cukup?
Aldo berusaha mengotak-atik aturan main game. Diubah dari shubuh menjadi setelah belajar malam. Dan menagih janjiku, "katanya setelah belajar boleh main laptop?"
"Lho, kan sudah ganti aturan. Shubuh main laptopnya?"
"Ya diganti ma aturannya. Kalau besok shubuh aku ga main laptop, gimana?"
"Yo alhamdulillah"< kataku.
"Ah mama!" rajuk Aldo
"Aturan kok diganti-ganti se Doo..nanti kayak Gayus masuk penjara lho, suka ga menaati aturan." kemudian Aldo diam.
Aldo tertidur akhirnya. Tapi aku jadi gundah. Mulai lagi deh judul Game di rumah ini. Dan mulai lagi deh, wajah dan tabiat Aldo menjadi sering suntuk dan suka mudah marah atau menangis.
Kemarin aku berpikir, efek tabiat menjengkelkan itu karena dia tidak terlampiaskan keinginan dan kesukaannya main game. Jadi aku beri kelonggaran. Dan menuruti alasannya istirahat di rumah.
Tapi, setelah aku amati. Di rumah pun aldo tidak beristirahat. Waktunya habis dibuat main game. JIka kusuruh berhenti, dia pun main ke teman tetangga, juga untuk main game. JAngan-jangan Aldo sudah kecanduan. Walaupun belum berat tahapannya. Aku berpikir keras.
Ketika aku mengeleuh ke bapaknya, :"kok cita-cita Aldo jadi pembuat game ya pak?"
jawabnya, "ah kan masih kecil Ma. belum nemu pelajaran lain yang membuatnya senang".
Tapi hatiku masih tidak plong, sebagai mama aku merasa salah. Kemarin, karena menganggap game adalah minat dan bakat Aldo, maka aku mengarahkan isi kepalanya, untuk kelak menjadi pembuat game yang baik dan islami.
Lalu aku berpikri lagi. apa iya ada game yang baik?
sebaik-baiknya game, semua berujung sama saja. Membuat anak lupa waktu, dan cepat gusar jika tidak terpuaskan keinginannya main game.
apa iya, ada game yang islami?
sepertinya, ide menjadi pembuat game adalah hal yang keliru.
berlanjut hari ini.
Aldo mendadak bangun jam 3 pagi. Lalu minta mandi dan pakai seragam. Membangunkan aku. dan Bodohnya, aku langsung tidur saja, tidak bangun untuk sholat tahajud. Aldo kusuruh tidur lagi, karena masih jam 3.
Kemudian entah, dia tidur lagi, atau tetap bangun. Dia menyalakan laptop dan bermain game, tanpa memasang kabel charger baterai. Bapaknya yang bangun duluan memergokinya.
Sempat, Aldo diminta sholat shubuh dulu. Lalu dia main game lagi. Kalau aku lihat sih gamenya tidak masalah. Lucu-lucu saja.
Dan ketika aku menyuruhnya berhenti untuk mandi. DIa menggerutu lagi. "Mengatakan, kan sudah aku bilang, harusnya aku mandi dan pakai seragam sejak tadi pagi ma!"
aku jadi emosi juga, "maksudmu apa?!"
"Mau mandi jam 3 pagi. minta dikerokin sebelum masuk sekolah?!"
aldo pun diam
dan aku melanjutkan omelanku panjang lebar.
sampai saat dia selesai sarapan pagi.
Aku bicara yang pada intinya, game membuatmu begini lagi. kasar ke mama!
dan bapaknya juga menambahkan, jadi pembuat game itu bukan cita-cita. Dan menjadi pembuat game, jangan-jangan bsia membuat anak lain jadi buruk, dan di akhirat nanti aldo yg dimintai pertanggungjawaban karena telah membuatnya.
Mungkin Aldo pun tergugah hatinya karena kalimat terakhir itu
Lalu aku berpikir, terlalu banyak waktu luang. Lebih baik Aldo kembali mengaji. Dan alasan dia tidak mau mengaji, pasti karena malas dan lebih suka main game di rumah, bukan untuk istirahat.
Bapaknya terdiam
Aku juga terdiam, Ingat juga sebagai ortu, aku dan bapaknya, tidak begitu baik menjadi contoh tentang mengaji di rumah ini. Kami hanya melakukan shalat wajib saja, lalu nonton tivi atau main-main bersmaa anak-anak.
Aku mulai lagi berpikri ulang tentang pentingnya pemisahan kamar, dan ruangan yang IBADAH-FRIENDLY.
Dan ini masih terbentur lagi dengan masalah dana. Entahlah, entahlah. Yang penting konsep tentang dampak game kepada anak-anak sudah mencapai final : INI BUKAN HAL YANG BAGUS DAN PERLU DIPERTAHANKAN, INI HANYA SELINGAN DAN BUKAN MASUK DALAM KATEGORI MINAT DAN BAKAT.
Llau aku merenung lagi, kenapa anakku tidak punya keinginan menjadi nomer satu di sekolah, kenapa?
lalu aku menganalisa, jangan-jangan efek dari film kartun yang diperbolehkan ditonton. Semua rata-rata menunjukkan, kelucuan dari anak-anak yang malas belajar dan bodoh, tapi masih beruntung, minimal karena lucu. Seperti bernad bear spong bob, kartun jepang, dll.
aku berpikir lagi, jangan-jangan benar. Film-film itu tanpa sadar merasuk ke dalam kepribadian anak-anak. seperti kata psikolog bu Elly Risman.
Ya Rabb Yang Maha Mengetahui
Aku pun berpikir, harus mempunyai alihan aktivitas lain. Tetapi yang tidak menyedot keuangan kami lagi. Dan apakah itu?
biarlah sementara ini, aku pikirkan dulu. Yang penting, Aldo dan Aji, harus kembali masuk ke Pondok. bagaimanapun caranya. Bismillah.
Follow Us
Stay updated via social channels